Selasa, 19 Juni 2012

Karya Anak


Di sudut tangga






“kin au apa gak pulang”
“iya bentar lagi nin, kenapa sih emangnya ?”
“aku disuruh cepat pulang , ayolah kin cepatlah ayahku udah sibuk nikh SMS aku mulu”
“iyaudah bentar aku nyusun ini dulu”
SAKINA RAMADANI itu namaku , sedangkan nina mawadah dia adalah sahabatku. Jam 02.30 saat ini ku lagi nyusun buku yang semuanya berantakan, semenjak sekolah di MAN tugas pada numpuk semua tiada hari tanpa yang namanya tugas, dan aku lebih sering nyelesaikannya disekolah. Oleh sebab itu jika ada waktu kadang aku pulang agak telat. Wajarlah aku juga gak mau nyia nyiakan waktuku.
Karna udah mau sore juga, aku harus cepat pulang belum lagi nina yang lagi sibuk dengan urusan keluarganya, dengan sigap aku memassukkan buku di tas, walaupun dengan acak acakkan.
“gimana kin, udah siap”
“alhamdulillah udah, yaudah yock kita langsung pulang”
“okeh J
Aku dan kina adalah teman semenjak SMP, walaupun kami SMP gak saling mengenal tapi semenjak SMA aku malah 1 lokal dengannya, dan sebangkunya lagi,  belum lagi arah rumah kami juga sama jadi aku lebih sering pulang dengan nina. Dan semenjak itulah aku bersahabat dekat dengan nina.
Aku berjalan dengan nina, untuk menunggu angkot panas dan berdebu semuanya menjadi satu disiang hari itu, penuh dengan asap kendaraan yang berhamburan disetiap jalan, truk truk pengangkat tanahlah yang selalu membuat keadaan jalan selalu tidak bersahabat.Hingga disetiap jalan pulang penuh semuanya dengan debu.
1 motor angkot lewat, tapi sayang penuh, semua tempat duduk telah diisi dengan penumpang terpaksa aku harus menunggu angkot yang lain.
Makin siang makin lama pula menunggu angkot belum lagi panasnya cuaca ini, haus keringat capek semuanya jadi satu. Nina dan aku selalu bersabar untuk menunggu angkot ,karna terlalu lama aku jadi pengen belik jajan dulu.
“nina, kamu laper gak, belik jajan dulu mau?, aku udah agak lapar”
“yaudah kin kamu aja yang belik aku nitip BAKSO ya, biar aku disini nunggu angkot dulu, mana tau  lewat”
Lihat kiri lihat kanan, dan aku siap siap menyebrang, langsung aja aku belik jajannya.Habis perutnya udah bunyi bunyi sih jadi gak kesabaran belik jajan.
“wakkkk, baksonya 2000, bentar ya wak mau belik molen dulu, bang molennya 2000”
Hehehehehe kebiasaan buruk yang sering jajan banyak banyak , kan udah siang wajarkan udah pada laper.
Selesai membeli jajan aku langsung menemui nina
“nikh nin, 2000 kan belik baksonya”
Sekitar 15 menit kami berada dipinggir jalan berharap ada 1 saja motor angkot yang lewat. Dan penantian itu gak sia sia juga, ada motor angkot yang lewat juga, tapi tempat duduk yang tersisa hanya sedikit terpaksa harus berimpit impitan dengan penumpang lain. Tapi dari pada aku harus nunggu lama lagi mendingan aku masuk aja keangkot ini. Aku harap akan ada beberapa orang yang turun dari angkot agar agak lapang ni motor.
“wak pinggir”
Alhamdulillah akhirnya ada yang turun juga.
“aduh”
Tapi acem nih orang dia nginjak kaki ku, sabar sabar orang sabr disayang tuhan. Jam 02.50 aku benar benar suntuk, di gang mesjid jalan belum diperbaiki, jadi macet panjang, pulang pun aku harus lebih lama lagi. Penumpang yang banyak membuat keadaan diangkot semakin panas, pokoknya super duper harus sabar dengan keadaan jalan yang kayak gini.
Sampai disimpang AMPLAS aku dan nina harus turun, karna kami harus menyebrang untuk menunggu angkot Tg.MORAWA, ditempat itu memang banyak angkot ada 1 angkot yang biasanya ku naiki, tapi nikh angkot malah sebaliknya kosong plong gak ada orang.
Harus nunggu sampai penuh penumpangnya baru angkotnya jalan, sekarang aku malah pengen ini motor cepat cepat penuh, tapi mau gak mau juga harus nunggu kan. 10 menit kedepan kira kira ada 8 penumpang, alhamdulillah akhirnya tukang angkotnya mau jalan juga.
“nin minummu masih ada”
“nikh tinggal botolnya aja, gak ada isinya
“yeee, kalok kayak gitu gak usah dibilang napa”
Hausnya aku, panasnya nikh cuaca, sempitnya nikh tempat. L . dan sedihnya aku.
Jarak antara simpang amplas dengan simpang kayu besar memang cukup jauh.Walupun jauh tapikan lama juga perutku harus keroncongan dan kelaparan. Beberapa menit kedepan akhirnya nyampek juga ke SIMPANG KAYU BESAR, disinilah aku dan nina berpisah, nina kearah Bt.kuis sedangkan aku ke pasar XV, akhirnya kami turun dari angkot Tg.morawa.
Sesampai di simpang kayu besar, aku berpisah dengan nina. And bye bye nin
Aku harus menyebrang selesai turun dari angkot Tg.morawa, dan aku lebih sering menggunakan tangga dari pada harus menyebrang dengan keadaan kendaraan yang cepat dijalan , bisa bisa aku ketabrak pulak nanti.
Keadaan tangga tersebut sungguh sangat memprihatinkan, banyak yang sudah bolong bolong belum lagi tempelan ditangga itu banyak yang sudah lepas ada juga yang setengah aja lepasnya, kalok berada diatas tangga besi besinya  yang macem seng atap itu, bunyi bunyi kalok udah kenak angin.
Aku takut sebenarnya dengan keadaan itu, tapi mau gimana lagi itu juga harus dilewatikan, apa lagi aku hanya sendiri. Disudut tangga yang panjang itu aku melihat sesosok anak kecil dengan baju yang benar benar kumuh, karna penasaran  perlahan kakiku mencoba mendekati anak kecil itu, mencoba melihat siapakah gerangan yang berada disudut tangga seperti ini, dalam keadaan dan cuaca yang panas, 1 langkah, 2langkah dan beberapa langkah, aku mulai melihatnya dengan jelas, sangat jelas seperti apa rupanya, anak ini penuh dengan kotoran dan debu, celana yang digunakanpun  sudah koyak koyak, rambutnya juga acak acakkan, dengan mata yang selalu mengantuk, bibirnya juga hampir menghitam, kulitnya juga seperti tidak sehat dia seorang anak laki laki yang sungguh sangat malang, wajahnya juga penuh dengan debu, air yang mengalir dibibirnya tak henti henti menetes belum lagi hidungnya mengeluarkan hingus. Ya allah sungguh sangat malang adik ini.
Tangannya yang mungil itu memegang sebuah mangkok yang penuh dengan uang receh receh, ia menodorkan mangkok itu padaku, aku tau maksud adik ini dia ingin meminta uang padaku. Astagfirullah, uangku tinggal 2000 apa yang harus aku lakukan, dari simpang kayu besar sampai pasar 15, itu ongkosnya 1000 aku harus gimana , jadi aku hanya bisa memberinya 1000 rupiah saja pada adik ini, tapi apa gak terlalu sedikit jika hanya seribu, digunakan untuk apa uang yang hanya seribu ini, akh untuk apa mikir banyak banyak mending diberi dari pada tidak sama sekali ya kan.
Tanganku dengan uang yang cuman 1000 itu menaruhnya ke mangkok tersebut, walaupun aku agak malu malu cuman ngasih seribu aja, saat itu aku menggunakan seragam pramuka. Tapi ekspresi adik ini sangat berbeda, bukannya ngucap terimakasih atau apa , ekh dia malah gunakan ekspresi yang menjengkelkan dengan matanya yang mengantuk itu, dia begitu memperhatikan uang seribu itu dengan sinis dan melihat wajahku pula dengan sinis, seperti melihat bunga bangkai yang indah tapi sangat bau seperti itulah dia melihatku.
Uangku yang seribu itu dipegangnya seolah olah “HA>>> AKU CUMA DIKASIH SERIBU”,,, dia angkat uang seribu itu keatas,  aku tau aku sedang diledek oleh adik ini.Mungkin penampilanku yang anak sekolah ini, gak sepadan dengan yang ku beri, Cuma seribu rupiah lah yang pula aku beri, anak ini malah semakin membuatku jengkel.
Tiba tiba saja tangan nya yang mungil dan kecil itu perlahan lahan merogoh kantong bajuku, tentu aku merasa tidak senang , dengan refleks yang kurang baik aku memukul tangan adik itu, Huuu dasar adik yang jahat. Sepertinya dia kurang senang dengan apa yangku beri, yasudah aku tinggalkan tangga itu. WADUH HAJAB adik itu malah ngejer aku
 “gak terima kali ya dikasih seribu dek”
 Gara gara itu aku lari sampek mau jatuh, beberapa menit saat aku ingin menuruni tangga akupun lihat kebelakang sepertinya dia tidak mengejarku lagi kayaknya dia sedang meminta uang dengan orang lain.
Akupun pulang ke naik angkot dengan uang yang bener pas pasan kali.
Apes kali hari ini penuh dengan emosi dan harus SABAR.
Besoknya aku pulang menggunakan tangga lagi, kali ini aku tidak ingin jumpa dengan adik itu, gak ada kata kasian lagi dalam hatiku, karna aku benar benar udah KAPOK , tapi sial aku malah jumpa dengan adik itu, kali ini aku akan menaggapi dengan diam saja tidak seperti kemaren. Deg deg deg deg deg , itu yang ku rasakan saat berhadapan dengan adik itu, dia menodongkan mangkoknya lagi aku diam dan membisu 1000 kata terus aku tinggal lari
“CUIH”
Yaallah kali ini aku malah diludahi sama adik itu dan dia meraung raungdihadapanku, apa salahku sih dek. Jilbabkupun jadi bau kenak ludah adik itu ,aku rasanya ingin saja melepas emosiku yang makin memuncak dari kemaren, panas sekali saat tidak dihargai seperti itu, sabar sabar kin, sabarrrrrrrrrrrrrrrrr, gak boleh kalah dengan emosi, dia masih kecil kin sabar.
Walaupun aku agak GONDOK, tetapi aku masih memperhatikan disekitar tangga sepertinya adik itu gak punya kedua orang tua, tapi masak anak sekecil itu gak ada orang tua sih. Aku jadi ngerasa IBA terhadap adik itu, aku ngerasa dia tidak perna diberi pendidikan sama sekali hingga berkembang menjadi anak yang brutal seperti itu, kadang aku mersa kasian kadang juga aku mersa  begitu sangat jengkel.
Aku berfikir apakah ada orang tua yang tega buat anaknya menangis nangis didepan orang demi mendapatkan beberapa rupiah saja, apa ada orang tua yang mau ngeliat anaknya brutal dan tidak terdidik, ya allah aku kasian dengan adik itu.
Aku pulang kerumah dan terus terusan merenungi keadaan adik itu. Walaupun begitu mengesalkan tapi hati gak bisa bohong kalok aku ingat kejadian-kejadian itu dan terus memikirkan hal itu.
Jam 06.50
Aku sampai kesekolah, aku ceritakan semuanya pada nina.
“nin, kamu tau kan di tangga itu, aku ngeliat anak laki laki yang sering ngemis itu”
“owh, dia kin, anak itu emang udah lama disana kok, dia emang sering gitu tiap ada orang yang lewat”
“tapi nin, aku kasin ngeliatnya tau gak, masak badannya kurus gitu kayak jarang makan, pakaiannya pun kumal, tubuhnya juga sangat kotor”
“ya ampun kin, ia aku tau, tapi juga hati hati ya sama adik itu, taulah jika anak gak anak didik pasti nakal dan jail, jangan lewat dari tangga lagi ntar kamu di apa apain kin”
“masak hanya karna adik itu aku gak lewat, akh gak seyogiyanya aku yang lebih dewasa masak takut sama anak-anak”
“jadi ceritanya nekad ni lewat tangga terussssssss”
“hehehehe gak usah pasang muka sesinis itu sama aku sob. Iya aku nekad, walaupun adik itu udah jahat”
“yaudah terserahmu aja SAKINA, yang penting hati hati okeh”
Keadaan disekolah bener bener terasa lama banget, tugas tugas pada NUMPUK KAYAK GUNUNG, huh kebanyakan PR.Apa lagi tugas kelompok, jadi selesai pulang sekolah aku gak bisa langsung pulang gitu aja, harus diskusi dahulu dengan kelompok dan menyelesaikan tugas baru bisa pulang. Jam 01.30 aku pulang sekolah dan selesai diskusi jam 03.00 jadi agak sore aku pulang, kali ini aku pulang sendiri karna nina sudah pulang duluan .huft nasebbbbbbbbbb.
Saat pulang aku lewat tangga, sampai diatas tangga aku melihat setiap sudut yang berada di tangga, tapi gak biasanya aku gak ngelihat adik itu, dimana dia, kenapa disetiap sudut tangga ku tidak melihatnya kemana yah adik itu.Biasanya dia duduk ditempat ini, tapi akhhhh yasudahlah gak usah difikirkan kali.
Aku pun perlahan lahan menuruni tangga mencoba melihat dimana adik kecil laki laki itu berada, dia tidak ada, dia tidak ada di mana mana , hmmmm lebih baik aku langsung naik angkot ajalah gumamku dalam hati. Aku duduk diangkot di sudut dibagian belakangdidekat jendala, menunggu banyak penumpang yang akan masuk nantinya. Uwak tukang angkotnya berada diluar dan melihat lihat jika ada penumpang yang lainnya yang akn masuk.
Ada sesosok anak kecil mendekati uwak tukang angkotnya, dengan memasang wajah yang begitu melas. Itu dia itu adik itu, ya allah berarti dia tidak apa apa tapi untuk apa dia mendekati adik itu, dia menangis nangis didepan uwak itu, dia menunjuk benda yag dipegang uwak tukang angkot  aku sangat penasaran dengan apa yang ditangisinya, semakin dicueki dia semakin menangis sejadi jadinya, kenapa pulak adik ini, apa istimewanya benda itu, kenapa dia harus merengek rengek seperti itu, dan menjerit sebegitunya didepan uwak itu apa yang ia cari dengan uwak ini, kenapa dia terus menunjuk nunjuk benda yang dimiliki uwak tukang angkot.
Dia semakin menjerit, mengambil perhatian beberapa orang disana, dia menangis dia dudukkan tubuhnya diaspal sambil menggerak gerakkan kakinya begitu seterusnya.Nangis nangis dan terus menangis kenapa dengan adik ini.
Uwak tukang angkot kayaknya sangat jengkel dengan sikap adik itu, ADA KARET yah ada karet ditempat itu, uwak tukang angkot mengambil karet itu dan menjepretkannya ditubuh sikecil laki laki ini, tssssssssss mengenai tubuh adik itu, dia lari , lari dan ketakutan dia menangis dan menjerit lagi, tapi aneh dia kembali mendekati uwak itu lagi padahalkan uwak itu udah menjepretnya dengan begitu keras, tapi kenapa niatnya yang ingin pergi itu semakin menuntunnya kembali ketempat yang semula. Itulah yang berulang ulang dilakukan sikecil laki laki ini, air mata menyucur mengenai pipinya, matanya yang berulang ulang menangis semakin merah, air mata itu membasahi setiap pipi diwajahnya mengenai pipi yang penuh debu itu.
Hal ituterus berulang-ulang yang dilakukan sikecil laki laki ini, sebenarnya yang diinginkan sianak ini hanyalah SEBATANG ROKOK saja dari uwak tukang angkot,uwak tukang angkot kayaknya sudah muak dan bosan menjepret anak ini.SEBATANG ROKOK yang tinggal sepermpat dari ukuran aslinya itu, dicampakkan dihadapan anak laki laki ini. Dia langsung diam DIAM SERIBU BAHASA tak menangis dan tak bersuara tidak menjerit seperti yang tadi ia lakukan. Ia mengambil rokok itu, seolah olah dia telah mendapatkan HARTA KARUN yang banyak. Matanya berbinar binar melihat rokok yang sebenarnya sudah mau habis itu.
Tangannya yang mungil itu mengambilnya secara perlahan lahan , didekatkannya disudut bibirnya, dia menghisap rokok itu, dia menghisapnya seolah olah dia begitu merasa sangat tenang. Hisap dan hisap sambil memandangi rokok itu, itulah yang selalu ia nanti nanti dari sekin juta air mata yang sudah dia jatuh kan, dia jongkok di aspal itu sambil memegang rokok itu dengan penuh harapan. 3 hisapan rokok itu habis, rokok itu hampir mengenai tangan dan bibirnya yang kecil itu. Wajahnya berubah jadi merah dan bingung,  dia tidak terima dengan beberapa hisapan rokok itu. Dia marah dan memasang wajahnya yang sangat sedih itu. Terpaksa dia membuang rokok yang ia nanti nantikan , si uwak tukang angkot hanya bingung melihat sianak itu.
Anak itu menangis lagi dan menjerit, dia mendekati lagi uwak itu, dan memintanya kembali tapi uwak ini sepertinya tidak memiliki rokok lagi. Air matanya yang sudah mau kering itu terus mengalir dipipinya, suaranya yang dari tadi menjerit seolah olah pudar dan menjadi semakin serak dia menangis seolah olah tak bersuara , suaranya sepertinya habis karna tangisannya yang pertama tadi, rasa sakit yang ia rasakan semakin ia tangisi. Seolah merenggut segalanya dalam hidupnya.
Ya rabb, siapa yang mengajarkan anak ini menjadi seperti ini, kenapa dia rela menangis demi sebatang rokok yang sebenarnya takada harganya itu, kenapa dia menjerit seperti kehilangan seorang ibu yang sebenarnya dia menjerit demi sebuah rokok, dan kenapa dia duduk diaspal yang sangat panas itu, padahal aspal itu begitu sangat panas hanya demi sebatang rokok, ya rabb aku semakin tak tega melihat anak itu.
Berjuta kata dan Tanya mengaung ngaung ditelinga dan fikiranku, APA dan KENAPA tapi aku tidak menemukan sama sekali jawaban dari pertanyaan dikepala ku ini.Aku bukanlah orang yang mampu melihat anak seperti itu menangis dan menjerit, aku hannya menunduk agar tidak melihat kejadian itu lagi.
1 per 1 penumpang masuk ke motor angkot, semakin banyak dan penuh, uwak tukang angkotpun masuk dan menghidupkan mesin motor itu, meninggalkan sikecil yang berulang ulang merengek dihadaapannya itu, motorpun pun jalan juga, semakin menjauh dari pandangan si anak itu, aku terus memandangnya, diaspal yang panas itu dia masih berdiri memandang angkot ini. Matanya menyorotkan sebuah rasa kebencian yang begitu dalam dengan memasang mata  sinis, tapi ditempat itu aku malah hanya bisa diam dan tidak bisa melakukan apa apa hanya menonton seorang anak kecil yang menangis hanya DEMI SEBATANG ROKOK.
Sesampai dirumah aku langsung mengambil air wudu bersiap sholat ashar dilantuna doa doa ku ku harap anak kecil itu akan baik baik saja danada yang ingin mengurusnya dengan baik dan benar. Sepanjang hari aku mekirkannya, dan terus mengingat kejadian itu, aku terus mengingat matanya yang menyorot penuh dendam itu tidak hilang dalam benakku.
Kejadian saat itu tak akan terlupakan ,gak berarti semua anak yang begitu jahat harus dibenci dan terkucilkan, sekarang aku tahu begitu tertekannya mereka dikehidupan yang seharusnya mereka tidak harus merasakan tekanan hidup dan tekanan moral, yang membuat anak itu menjadi brutal, lihatlah anak anak yang berada dijalanan APAKAH MEREKA MENDAPATKAN KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN SEPENUHNYA?, apakah mereka merasakan terpenuhinya kehidupan yang dibimbimbing orang tuanya? dan apakah mereka mendapatkan rumah yang layak dihuni yang mampu membuatnya tidur nyenyak disepanjang malamnya, tidak seperti yang ia rasakan yaitu  merasakan dinginnya malam yang menyengat tulang tulangnya yang masih sangat kecil itu, oh tapi pun mungkin mereka tak pernah melihat wujud dari orang tuanya.
Aku bayangkan jika itu terjadi dihidupku, mungkin aku juga akan menjadi anak yang brutal, anak yang dibenci oleh semua orang, anak yang dipandang rendah oleh petugas petugas keamanan , dan orang yang paling menyedihkan. Anak jalanan juga mempunyai perasaan , walaupun tekanan batin terus mengusik dikehidupannya. Aku belajar dari mata si anak kecil laki laki itu, bahwasanya AKU JUGA MANUSIA YANG INGIN MEMPUNYAI KEHIDUPAN SEPERTI MEREKA, MEREKA YANG MAMPU HIDUP TANPA HARUS MERASAKN BEBAN YANG AKU DERITA SELAMA INI. Itu pelajaran yang begitu menusuk hatiku hingga ketulang sum sumku, merasakan penderitaan yang anak yang tak terawat dari mata si anak laki laki itu.
Aku coba tidur untuk tidak terus terusan meikirkan itu itu saja, sepertinya begitu nyaman dikamar ini, dari pada diluar yang begitu dingin disetiap malamnya.
Besok pagi aku harus berangkat cepat, karna akukan piket, tapi saat disekolah aku sama sekali tidak konsen, yang ku fikirkan izinkan aku cepat pulang, sekolah memang terasa begitu lama setiap aku memikirkan kejadian semalam.
Saat pulangpun tiba juga.Aku bergegas pulang agar melihat sianak laki laki yang semalam. Disudut tangga kesan yang pernahku dapat dari anak tadi, aku melihat kesepanjang simpang disitu dia tidak ada , hingga kini aku tak melihanya kemabali ditempat itu.Hitungan hari, hitungan bulan dan sudah menjadi 1 tahun pula, tapi aku tetap tak melihat si anak kecil laki laki itu.
Dan sampai saat ini, kesan disudut tangga masih tertoreh begitu dalam tentang sianak itu, aku yang tak mempu melihat siank kecil laki laki yang mengajariku mensyukuri kehidupan yang ku miliki dan tidak untuk mengeluh lagi.Ku ucapkan terimaksih.























Karya : CHESA MAKMUR                                       FAM MEDAN
_________________________________________________________________________________




KARIKATUR 































Karya : NURJANNAH                                            FA LABUSEL


______________________________________

Salam Si Kota Kerang

Aku bangga menjadi putra daerah kota tanjung balai.
Dan aku bangga menjadi putra terbaik si kota kerang.
Nilai leluhur di pegang tegar.
Adat melayu pedoman arah.

bak tari persembahan.
tuan dan puan kami sambut dgn senyuman.
bak tari serampang dua belas (12).
indah di uluh,manis senyuman.

jikalau putramu ini beranjak jauh.
akan tetap terkenang syair lagu si lancang kuning.
tetapi satu dalam haluan.
menuju ombak ke tepi pantai si kota kerang..

dan satu motto takkan ku lupakan.
atau pepatah tertua si kota kerang.

BERLAYAR SATUJUAN
BATAMBAT SATANGKAHAN.







MIMPI IDOLA(INDONESIA LAYAK ANAK)

Kita tak pernah berpikir.Berpikir akan sesama kita yg seumuran.Bekerja membanting tulang,dan menguras tenaga.bekerja dari terbitnya pajar,hingga terbenam kembali..keringat..keringat..keringat..bertetesan butir perbutir hingga membasahi tubuh yg lelah.apa yang meraka cari..!!! "jawab".huhhhhhh..aku tertawa mendengarnya.rupiah..rupiah yg mereka cari.selembaran kertas yg dapat memabukkan orang akan dunia fana ini.itu..itu yg mereka cari..Kita sebagai anak indonesia .seharusnya salut melihat mereka.salut akan keberanian mereka.mengkais-kais sampah yang penuh dgn penyakit.hanya untuk memenuhi dahaga perut yang sejengkal.seandainya tenaga itu,kerja keras itu.di gunakan untuk berpikir di bangku pendidikn.atau hal-hal yang positif untuk anak.aku yakin..kita semua yakin.mimpi indonesia layak anak.akan terwujud.



Karya . M.Akhyar.s                                            FA Tanjung Balai

1 komentar:

  1. mantaf kawan ,,lanjut kan semoga sukses forum anak SE-SUMUT..
    Salam kenal

    BalasHapus

JAMBORE ANAK DAERAH SUMATERA UTARA 2017 Jambore Anak kali ini diadakan pada tanggal 5 - 7 Juli 2017 di Kabupaten Karo. Jambore Anak s...