Di sudut tangga
“kin au apa gak pulang”
“iya bentar lagi nin, kenapa sih
emangnya ?”
“aku disuruh cepat pulang ,
ayolah kin cepatlah ayahku udah sibuk nikh SMS aku mulu”
“iyaudah bentar aku nyusun ini
dulu”
SAKINA
RAMADANI itu namaku , sedangkan nina mawadah dia adalah sahabatku. Jam 02.30
saat ini ku lagi nyusun buku yang semuanya berantakan, semenjak sekolah di MAN
tugas pada numpuk semua tiada hari tanpa yang namanya tugas, dan aku lebih
sering nyelesaikannya disekolah. Oleh sebab itu jika ada waktu kadang aku
pulang agak telat. Wajarlah aku juga gak mau nyia nyiakan waktuku.
Karna
udah mau sore juga, aku harus cepat pulang belum lagi nina yang lagi sibuk dengan urusan keluarganya, dengan sigap aku memassukkan buku di
tas, walaupun dengan acak acakkan.
“gimana kin, udah siap”
“alhamdulillah udah, yaudah yock
kita langsung pulang”
“okeh
J”
Aku dan
kina adalah teman semenjak SMP, walaupun kami SMP gak saling mengenal tapi
semenjak SMA aku malah 1 lokal dengannya, dan sebangkunya lagi, belum lagi arah rumah kami juga sama jadi aku
lebih sering pulang dengan nina. Dan semenjak itulah aku bersahabat dekat
dengan nina.
Aku
berjalan dengan nina, untuk menunggu angkot panas dan berdebu semuanya menjadi
satu disiang hari itu, penuh dengan asap kendaraan yang berhamburan disetiap
jalan, truk truk pengangkat tanahlah yang selalu membuat keadaan jalan selalu
tidak bersahabat.Hingga
disetiap jalan pulang penuh semuanya dengan debu.
1 motor
angkot lewat, tapi sayang penuh, semua tempat duduk telah diisi dengan
penumpang terpaksa aku harus menunggu angkot yang lain.
Makin
siang makin lama pula menunggu angkot belum lagi panasnya cuaca ini, haus
keringat capek semuanya jadi satu. Nina dan aku selalu bersabar untuk menunggu
angkot ,karna
terlalu lama aku jadi pengen belik jajan dulu.
“nina,
kamu laper gak, belik jajan dulu mau?, aku udah agak lapar”
“yaudah
kin kamu aja yang belik aku nitip BAKSO ya, biar aku disini nunggu angkot dulu,
mana tau lewat”
Lihat kiri lihat kanan, dan aku siap
siap menyebrang, langsung aja aku belik jajannya.Habis perutnya udah bunyi
bunyi sih jadi gak kesabaran belik jajan.
“wakkkk,
baksonya 2000, bentar ya wak mau belik molen dulu, bang molennya 2000”
Hehehehehe kebiasaan buruk yang sering
jajan banyak banyak , kan udah siang wajarkan udah pada laper.
Selesai
membeli jajan aku langsung menemui nina
“nikh
nin, 2000 kan belik baksonya”
Sekitar
15 menit kami berada dipinggir jalan berharap ada 1 saja motor angkot yang
lewat. Dan penantian itu gak sia sia juga, ada motor angkot yang lewat juga,
tapi tempat duduk yang tersisa hanya sedikit terpaksa harus berimpit impitan
dengan penumpang lain. Tapi dari pada aku harus nunggu lama lagi mendingan aku
masuk aja keangkot ini. Aku harap akan ada beberapa orang yang turun dari angkot
agar agak lapang ni motor.
“wak pinggir”
Alhamdulillah akhirnya ada yang
turun juga.
“aduh”
Tapi
acem nih orang dia nginjak kaki ku, sabar sabar orang
sabr disayang tuhan. Jam 02.50 aku benar benar suntuk, di gang mesjid jalan
belum diperbaiki, jadi macet panjang, pulang pun aku harus lebih lama lagi.
Penumpang yang banyak membuat keadaan diangkot semakin panas, pokoknya super
duper harus sabar dengan keadaan jalan yang kayak gini.
Sampai
disimpang AMPLAS aku dan nina harus turun, karna kami harus menyebrang untuk
menunggu angkot Tg.MORAWA, ditempat itu memang banyak angkot ada 1 angkot yang
biasanya ku naiki, tapi nikh angkot malah sebaliknya kosong
plong gak ada orang.
Harus
nunggu sampai penuh penumpangnya
baru angkotnya jalan, sekarang aku malah pengen
ini motor cepat cepat penuh, tapi mau gak mau juga harus nunggu kan. 10 menit
kedepan kira kira ada 8 penumpang, alhamdulillah akhirnya tukang angkotnya mau
jalan juga.
“nin minummu masih ada”
“nikh tinggal botolnya aja, gak ada isinya”
“yeee,
kalok kayak gitu gak usah dibilang napa”
Hausnya
aku, panasnya nikh cuaca, sempitnya nikh tempat. L
. dan sedihnya aku.
Jarak antara simpang amplas dengan
simpang kayu besar memang cukup jauh.Walupun jauh tapikan lama juga perutku
harus keroncongan dan kelaparan. Beberapa menit kedepan akhirnya nyampek juga ke SIMPANG KAYU BESAR, disinilah aku dan nina
berpisah, nina kearah Bt.kuis sedangkan aku ke pasar XV, akhirnya kami turun dari angkot Tg.morawa.
Sesampai di simpang kayu besar,
aku berpisah dengan nina. And bye bye nin
Aku
harus menyebrang
selesai turun dari angkot Tg.morawa, dan aku lebih sering menggunakan tangga dari pada harus menyebrang
dengan keadaan kendaraan yang cepat dijalan , bisa bisa aku ketabrak pulak
nanti.
Keadaan
tangga tersebut sungguh sangat memprihatinkan, banyak yang sudah bolong
bolong belum lagi tempelan ditangga itu banyak yang sudah lepas ada juga yang
setengah aja lepasnya, kalok berada diatas tangga besi besinya yang macem seng atap itu, bunyi bunyi kalok
udah kenak angin.
Aku takut
sebenarnya dengan keadaan itu, tapi mau gimana lagi itu juga harus dilewatikan,
apa lagi aku hanya sendiri. Disudut tangga yang panjang itu aku melihat sesosok
anak kecil dengan baju yang benar benar kumuh, karna penasaran perlahan kakiku mencoba
mendekati anak kecil itu, mencoba melihat siapakah gerangan yang berada disudut
tangga seperti ini, dalam keadaan dan cuaca yang panas, 1 langkah, 2langkah dan
beberapa langkah, aku mulai melihatnya dengan jelas, sangat jelas seperti apa
rupanya, anak ini penuh dengan kotoran dan debu, celana
yang digunakanpun sudah koyak koyak, rambutnya juga acak
acakkan, dengan mata yang selalu mengantuk, bibirnya juga hampir menghitam,
kulitnya juga seperti tidak sehat dia
seorang anak laki laki yang sungguh sangat malang, wajahnya
juga penuh dengan debu, air yang mengalir dibibirnya tak henti henti menetes
belum lagi hidungnya mengeluarkan hingus. Ya allah sungguh sangat malang adik
ini.
Tangannya
yang mungil itu memegang sebuah mangkok yang penuh dengan uang receh receh, ia
menodorkan mangkok itu padaku, aku tau maksud adik ini dia ingin meminta uang
padaku. Astagfirullah, uangku tinggal 2000 apa yang harus aku lakukan, dari
simpang kayu besar sampai pasar 15, itu ongkosnya 1000 aku harus gimana , jadi
aku hanya bisa memberinya 1000 rupiah saja pada adik ini, tapi apa gak terlalu sedikit jika
hanya seribu, digunakan untuk apa uang yang hanya seribu ini, akh untuk apa
mikir banyak banyak mending diberi dari pada tidak sama sekali ya kan.
Tanganku
dengan uang yang cuman 1000 itu menaruhnya ke mangkok tersebut, walaupun aku agak malu
malu cuman ngasih seribu aja, saat itu aku menggunakan
seragam pramuka. Tapi ekspresi adik ini sangat berbeda, bukannya ngucap
terimakasih atau apa , ekh dia malah gunakan ekspresi yang menjengkelkan dengan matanya yang
mengantuk itu, dia begitu memperhatikan uang seribu itu dengan sinis dan
melihat wajahku pula dengan sinis, seperti melihat bunga bangkai yang indah
tapi sangat bau seperti itulah dia melihatku.
Uangku
yang seribu itu dipegangnya seolah olah “HA>>> AKU CUMA DIKASIH
SERIBU”,,, dia angkat uang seribu itu keatas,
aku tau aku sedang diledek oleh adik ini.Mungkin penampilanku yang anak sekolah
ini, gak sepadan dengan yang ku beri, Cuma seribu rupiah lah yang pula aku
beri, anak ini malah semakin membuatku jengkel.
Tiba
tiba saja tangan nya yang mungil dan kecil itu perlahan lahan merogoh kantong bajuku, tentu aku merasa tidak senang , dengan
refleks yang kurang baik aku memukul tangan adik itu, Huuu dasar adik yang
jahat. Sepertinya dia kurang senang dengan apa yangku beri,
yasudah aku tinggalkan tangga itu. WADUH HAJAB adik itu malah ngejer aku
“gak terima kali ya dikasih seribu dek”
Gara gara itu aku lari sampek mau jatuh, beberapa menit saat aku
ingin menuruni tangga akupun lihat kebelakang sepertinya dia tidak mengejarku lagi
kayaknya dia sedang meminta uang dengan orang lain.
Akupun pulang ke naik angkot
dengan uang yang bener pas pasan kali.
Apes kali hari ini penuh dengan
emosi dan harus SABAR.
Besoknya
aku pulang menggunakan tangga lagi, kali ini aku tidak ingin jumpa dengan adik
itu, gak ada kata kasian lagi dalam hatiku, karna aku benar benar udah KAPOK ,
tapi sial aku malah jumpa dengan adik itu, kali ini aku akan menaggapi dengan
diam saja tidak seperti kemaren. Deg deg deg deg deg , itu yang ku rasakan saat
berhadapan dengan adik itu, dia menodongkan mangkoknya lagi aku diam dan
membisu 1000
kata terus aku tinggal lari
“CUIH”
Yaallah kali ini aku malah diludahi sama adik itu dan dia meraung raungdihadapanku,
apa salahku sih dek. Jilbabkupun jadi bau kenak ludah adik itu ,aku rasanya ingin saja
melepas emosiku yang makin memuncak dari kemaren, panas sekali saat tidak
dihargai seperti itu, sabar sabar kin, sabarrrrrrrrrrrrrrrrr, gak boleh kalah
dengan emosi, dia masih kecil kin sabar.
Walaupun aku agak GONDOK,
tetapi aku masih memperhatikan disekitar tangga
sepertinya adik itu gak punya
kedua orang tua, tapi masak anak sekecil itu gak ada orang tua sih. Aku jadi
ngerasa IBA terhadap adik itu, aku ngerasa dia tidak perna diberi pendidikan
sama sekali hingga berkembang menjadi anak yang brutal seperti itu, kadang aku mersa kasian
kadang juga aku mersa begitu sangat
jengkel.
Aku
berfikir apakah ada orang tua yang tega buat anaknya menangis nangis didepan
orang demi mendapatkan beberapa rupiah saja, apa ada orang tua yang mau ngeliat
anaknya brutal dan tidak terdidik, ya allah aku kasian dengan adik itu.
Aku
pulang kerumah dan terus terusan merenungi keadaan adik itu. Walaupun begitu
mengesalkan tapi hati gak bisa bohong kalok aku ingat kejadian-kejadian itu dan terus memikirkan hal
itu.
Jam 06.50
Aku sampai kesekolah, aku
ceritakan semuanya pada nina.
“nin, kamu tau kan di tangga itu,
aku ngeliat anak laki laki yang sering ngemis itu”
“owh, dia kin, anak itu emang
udah lama disana kok, dia emang sering gitu tiap ada orang yang lewat”
“tapi nin, aku kasin ngeliatnya
tau gak, masak badannya kurus gitu kayak jarang makan, pakaiannya pun kumal,
tubuhnya juga sangat kotor”
“ya ampun kin, ia aku tau, tapi
juga hati hati ya sama adik itu, taulah jika anak gak anak didik pasti nakal
dan jail, jangan lewat dari tangga lagi ntar kamu di apa apain kin”
“masak hanya karna adik itu aku
gak lewat, akh gak seyogiyanya aku yang lebih dewasa masak takut sama
anak-anak”
“jadi ceritanya nekad ni lewat
tangga terussssssss”
“hehehehe gak usah pasang muka
sesinis itu sama aku sob. Iya aku nekad, walaupun adik itu udah jahat”
“yaudah terserahmu aja SAKINA,
yang penting hati hati okeh”
Keadaan
disekolah bener bener terasa lama banget, tugas tugas pada NUMPUK KAYAK GUNUNG,
huh kebanyakan PR.Apa
lagi tugas kelompok, jadi selesai pulang sekolah aku gak bisa langsung pulang
gitu aja, harus diskusi dahulu dengan kelompok dan menyelesaikan tugas baru
bisa pulang. Jam 01.30 aku pulang sekolah dan selesai diskusi jam 03.00 jadi
agak sore aku pulang, kali ini aku pulang sendiri karna nina sudah pulang
duluan .huft nasebbbbbbbbbb.
Saat pulang aku lewat tangga, sampai diatas tangga aku melihat setiap sudut yang berada
di tangga, tapi gak biasanya aku gak
ngelihat adik itu, dimana dia, kenapa disetiap sudut tangga ku tidak melihatnya kemana yah adik
itu.Biasanya dia duduk ditempat ini, tapi akhhhh yasudahlah gak usah difikirkan
kali.
Aku pun perlahan lahan menuruni tangga
mencoba melihat dimana adik kecil laki laki itu berada, dia tidak ada, dia
tidak ada di mana mana , hmmmm lebih baik aku langsung naik angkot ajalah
gumamku dalam hati. Aku duduk diangkot di sudut dibagian belakangdidekat
jendala, menunggu banyak penumpang yang akan masuk nantinya. Uwak tukang
angkotnya berada diluar dan melihat lihat jika ada penumpang yang lainnya yang
akn masuk.
Ada sesosok anak kecil mendekati uwak
tukang angkotnya, dengan memasang wajah yang begitu melas. Itu dia itu adik
itu, ya allah berarti dia tidak apa apa tapi untuk apa dia mendekati adik itu,
dia menangis nangis didepan uwak itu, dia menunjuk benda yag dipegang uwak
tukang angkot aku sangat penasaran
dengan apa yang ditangisinya, semakin dicueki dia semakin menangis sejadi
jadinya, kenapa pulak adik ini, apa istimewanya benda itu, kenapa dia harus
merengek rengek seperti itu, dan menjerit sebegitunya didepan uwak itu apa yang
ia cari dengan uwak ini, kenapa dia terus menunjuk nunjuk benda yang dimiliki
uwak tukang angkot.
Dia semakin menjerit, mengambil
perhatian beberapa orang disana, dia menangis dia dudukkan tubuhnya diaspal
sambil menggerak gerakkan kakinya begitu seterusnya.Nangis nangis dan terus
menangis kenapa dengan adik ini.
Uwak tukang angkot kayaknya sangat
jengkel dengan sikap adik itu, ADA KARET yah ada karet ditempat itu, uwak
tukang angkot mengambil karet itu dan menjepretkannya ditubuh sikecil laki laki
ini, tssssssssss mengenai tubuh adik itu, dia lari , lari dan ketakutan dia
menangis dan menjerit lagi, tapi aneh dia kembali mendekati uwak itu lagi
padahalkan uwak itu udah menjepretnya dengan begitu keras, tapi kenapa niatnya
yang ingin pergi itu semakin menuntunnya kembali ketempat yang semula. Itulah
yang berulang ulang dilakukan sikecil laki laki ini, air mata menyucur mengenai
pipinya, matanya yang berulang ulang menangis semakin merah, air mata itu
membasahi setiap pipi diwajahnya mengenai pipi yang penuh debu itu.
Hal ituterus berulang-ulang yang
dilakukan sikecil laki laki ini, sebenarnya yang diinginkan sianak ini hanyalah
SEBATANG ROKOK saja dari uwak tukang angkot,uwak tukang angkot kayaknya sudah
muak dan bosan menjepret anak ini.SEBATANG ROKOK yang tinggal sepermpat dari
ukuran aslinya itu, dicampakkan dihadapan anak laki laki ini. Dia langsung diam
DIAM SERIBU BAHASA tak menangis dan tak bersuara tidak menjerit seperti yang
tadi ia lakukan. Ia mengambil rokok itu, seolah olah dia telah mendapatkan
HARTA KARUN yang banyak. Matanya berbinar binar melihat rokok yang sebenarnya
sudah mau habis itu.
Tangannya yang mungil itu mengambilnya
secara perlahan lahan , didekatkannya disudut bibirnya, dia menghisap rokok
itu, dia menghisapnya seolah olah dia begitu merasa sangat tenang. Hisap dan
hisap sambil memandangi rokok itu, itulah yang selalu ia nanti nanti dari sekin
juta air mata yang sudah dia jatuh kan, dia jongkok di aspal itu sambil
memegang rokok itu dengan penuh harapan. 3 hisapan rokok itu habis, rokok itu
hampir mengenai tangan dan bibirnya yang kecil itu. Wajahnya berubah jadi merah
dan bingung, dia tidak terima dengan
beberapa hisapan rokok itu. Dia marah dan memasang wajahnya yang sangat sedih
itu. Terpaksa dia membuang rokok yang ia nanti nantikan , si uwak tukang angkot
hanya bingung melihat sianak itu.
Anak itu menangis lagi dan menjerit,
dia mendekati lagi uwak itu, dan memintanya kembali tapi uwak ini sepertinya
tidak memiliki rokok lagi. Air matanya yang sudah mau kering itu terus mengalir
dipipinya, suaranya yang dari tadi menjerit seolah olah pudar dan menjadi semakin
serak dia menangis seolah olah tak bersuara , suaranya sepertinya habis karna
tangisannya yang pertama tadi, rasa sakit yang ia rasakan semakin ia tangisi.
Seolah merenggut segalanya dalam hidupnya.
Ya rabb, siapa yang mengajarkan anak
ini menjadi seperti ini, kenapa dia rela menangis demi sebatang rokok yang
sebenarnya takada harganya itu, kenapa dia menjerit seperti kehilangan seorang
ibu yang sebenarnya dia menjerit demi sebuah rokok, dan kenapa dia duduk
diaspal yang sangat panas itu, padahal aspal itu begitu sangat panas hanya demi
sebatang rokok, ya rabb aku semakin tak tega melihat anak itu.
Berjuta kata dan Tanya mengaung ngaung
ditelinga dan fikiranku, APA dan KENAPA tapi aku tidak menemukan sama sekali
jawaban dari pertanyaan dikepala ku ini.Aku bukanlah orang yang mampu melihat
anak seperti itu menangis dan menjerit, aku hannya menunduk agar tidak melihat
kejadian itu lagi.
1 per 1 penumpang masuk ke motor
angkot, semakin banyak dan penuh, uwak tukang angkotpun masuk dan menghidupkan
mesin motor itu, meninggalkan sikecil yang berulang ulang merengek
dihadaapannya itu, motorpun pun jalan juga, semakin menjauh dari pandangan si
anak itu, aku terus memandangnya, diaspal yang panas itu dia masih berdiri
memandang angkot ini. Matanya menyorotkan sebuah rasa kebencian yang begitu
dalam dengan memasang mata sinis, tapi
ditempat itu aku malah hanya bisa diam dan tidak bisa melakukan apa apa hanya
menonton seorang anak kecil yang menangis hanya DEMI SEBATANG ROKOK.
Sesampai dirumah aku langsung mengambil
air wudu bersiap sholat ashar dilantuna doa doa ku ku harap anak kecil itu akan
baik baik saja danada yang ingin mengurusnya dengan baik dan benar. Sepanjang
hari aku mekirkannya, dan terus mengingat kejadian itu, aku terus mengingat matanya
yang menyorot penuh dendam itu tidak hilang dalam benakku.
Kejadian saat itu tak akan terlupakan ,gak
berarti semua anak yang begitu jahat harus dibenci dan terkucilkan, sekarang
aku tahu begitu tertekannya mereka dikehidupan yang seharusnya mereka tidak
harus merasakan tekanan hidup dan tekanan moral, yang membuat anak itu menjadi
brutal, lihatlah anak anak yang berada dijalanan APAKAH MEREKA MENDAPATKAN
KASIH SAYANG ORANG TUA DENGAN SEPENUHNYA?, apakah mereka merasakan terpenuhinya
kehidupan yang dibimbimbing orang tuanya? dan apakah mereka mendapatkan rumah
yang layak dihuni yang mampu membuatnya tidur nyenyak disepanjang malamnya,
tidak seperti yang ia rasakan yaitu
merasakan dinginnya malam yang menyengat tulang tulangnya yang masih
sangat kecil itu, oh tapi pun mungkin mereka tak pernah melihat wujud dari
orang tuanya.
Aku bayangkan jika itu terjadi
dihidupku, mungkin aku juga akan menjadi anak yang brutal, anak yang dibenci
oleh semua orang, anak yang dipandang rendah oleh petugas petugas keamanan ,
dan orang yang paling menyedihkan. Anak jalanan juga mempunyai perasaan ,
walaupun tekanan batin terus mengusik dikehidupannya. Aku belajar dari mata si
anak kecil laki laki itu, bahwasanya AKU JUGA MANUSIA YANG INGIN MEMPUNYAI
KEHIDUPAN SEPERTI MEREKA, MEREKA YANG MAMPU HIDUP TANPA HARUS MERASAKN BEBAN YANG
AKU DERITA SELAMA INI. Itu pelajaran yang begitu menusuk hatiku hingga ketulang
sum sumku, merasakan penderitaan yang anak yang tak terawat dari mata si anak
laki laki itu.
Aku coba tidur untuk tidak terus terusan
meikirkan itu itu saja, sepertinya begitu nyaman dikamar ini, dari pada diluar
yang begitu dingin disetiap malamnya.
Besok pagi aku harus berangkat cepat,
karna akukan piket, tapi saat disekolah aku sama sekali tidak konsen, yang ku
fikirkan izinkan aku cepat pulang, sekolah memang terasa begitu lama setiap aku
memikirkan kejadian semalam.
Saat pulangpun tiba juga.Aku bergegas
pulang agar melihat sianak laki laki yang semalam. Disudut tangga kesan yang
pernahku dapat dari anak tadi, aku melihat kesepanjang simpang disitu dia tidak
ada , hingga kini aku tak melihanya kemabali ditempat itu.Hitungan hari,
hitungan bulan dan sudah menjadi 1 tahun pula, tapi aku tetap tak melihat si
anak kecil laki laki itu.
Dan sampai saat ini, kesan disudut
tangga masih tertoreh begitu dalam tentang sianak itu, aku yang tak mempu
melihat siank kecil laki laki yang mengajariku mensyukuri kehidupan yang ku
miliki dan tidak untuk mengeluh lagi.Ku ucapkan terimaksih.
Karya : CHESA MAKMUR FAM MEDAN
_________________________________________________________________________________
Salam Si Kota Kerang
Nilai leluhur di pegang tegar.
Adat melayu pedoman arah.
bak tari persembahan.
tuan dan puan kami sambut dgn senyuman.
bak tari serampang dua belas (12).
indah di uluh,manis senyuman.
jikalau putramu ini beranjak jauh.
akan tetap terkenang syair lagu si lancang kuning.
tetapi satu dalam haluan.
menuju ombak ke tepi pantai si kota kerang..
dan satu motto takkan ku lupakan.
atau pepatah tertua si kota kerang.
BERLAYAR SATUJUAN
BATAMBAT SATANGKAHAN.
MIMPI IDOLA(INDONESIA LAYAK ANAK)
Kita tak pernah berpikir.Berpikir akan sesama kita yg seumuran.Bekerja membanting tulang,dan menguras tenaga.bekerja dari terbitnya pajar,hingga terbenam kembali..keringat..keringat..keringat..bertetesan butir perbutir hingga membasahi tubuh yg lelah.apa yang meraka cari..!!! "jawab".huhhhhhh..aku tertawa mendengarnya.rupiah..rupiah yg mereka cari.selembaran kertas yg dapat memabukkan orang akan dunia fana ini.itu..itu yg mereka cari..Kita sebagai anak indonesia .seharusnya salut melihat mereka.salut akan keberanian mereka.mengkais-kais sampah yang penuh dgn penyakit.hanya untuk memenuhi dahaga perut yang sejengkal.seandainya tenaga itu,kerja keras itu.di gunakan untuk berpikir di bangku pendidikn.atau hal-hal yang positif untuk anak.aku yakin..kita semua yakin.mimpi indonesia layak anak.akan terwujud.
Karya . M.Akhyar.s FA Tanjung Balai
mantaf kawan ,,lanjut kan semoga sukses forum anak SE-SUMUT..
BalasHapusSalam kenal